Pertumbuhan Dana

Pertumbuhan Dana Murah BRI Kuartal III Perkuat Stabilitas Keuangan Nasional

Pertumbuhan Dana Murah BRI Kuartal III Perkuat Stabilitas Keuangan Nasional
Pertumbuhan Dana Murah BRI Kuartal III Perkuat Stabilitas Keuangan Nasional

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus memperkuat posisi keuangannya melalui peningkatan signifikan pada komposisi dana murah.

Strategi digitalisasi dan penguatan layanan ritel membuat rasio CASA perseroan tumbuh menjadi 67,6%, menegaskan peran BRI sebagai tulang punggung sistem perbankan nasional.

Transformasi Digital Dorong Pertumbuhan CASA BRI

Komposisi dana murah (Current Account Saving Account/CASA) BRI meningkat pada kuartal III/2025, didukung oleh pertumbuhan dana ritel yang solid sebesar 7,6% YoY. Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu, menyebutkan CASA tumbuh 14,1% YoY, dari Rp874,2 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp997,7 triliun pada kuartal III/2025. Dengan kenaikan ini, rasio CASA mencapai 67,6% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK), meningkat dari 64,2% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan CASA mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap BRI, terutama dalam penggunaan layanan digital yang memudahkan akses transaksi. Pertumbuhan dana murah ini tidak hanya meningkatkan likuiditas bank, tetapi juga menurunkan biaya dana pihak ketiga, memperkuat fondasi profitabilitas perseroan.

DPK Konsolidasi Tumbuh, Giro dan Tabungan Mendominasi

Hingga September 2025, total DPK konsolidasi BRI mencapai Rp1.474,8 triliun, tumbuh 8,26% YoY. Simpanan giro menjadi pendorong utama, meningkat 24,49% YoY menjadi Rp435,1 triliun, sementara tabungan naik 7,22% YoY menjadi Rp562,6 triliun. Di sisi lain, deposito mengalami penurunan tipis 2,25% YoY menjadi Rp477,2 triliun.

Pertumbuhan ini menegaskan strategi ritel funding BRI yang fokus pada mobilisasi dana murah melalui tabungan dan giro. Dengan komposisi DPK yang sehat, BRI mampu menjaga stabilitas likuiditas sekaligus memberikan fleksibilitas untuk penyaluran kredit dan investasi strategis.

Ekosistem Digital Banking Mendukung Pertumbuhan Transaksi

Transformasi digital BRI terlihat dari performa BRImo, super apps perseroan, yang mencatat peningkatan jumlah pengguna sebesar 19,4% YoY menjadi 44,4 juta. Volume transaksi melalui BRImo juga naik 25,6% YoY menjadi Rp5.067,1 triliun, mencerminkan preferensi nasabah terhadap kanal digital yang efisien dan aman.

Selain BRImo, platform Qlola untuk nasabah wholesale dan korporasi juga mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 35,4% YoY menjadi Rp9.317 triliun. Bisnis merchant BRI meningkat 20,8% YoY menjadi Rp160,7 triliun, sementara transaksi QRIS melonjak 133,1% YoY menjadi Rp59,4 triliun dengan jumlah transaksi mencapai 527,5 miliar.

Kekuatan ekosistem digital ini mendorong peralihan transaksi dari outlet fisik ke kanal digital, mencapai 99,4% dari total transaksi BRI. Dampaknya, efisiensi operasional meningkat, biaya transaksi berkurang, dan nasabah memperoleh pengalaman perbankan lebih cepat dan nyaman.

CASA yang Meningkat Perkuat Profitabilitas dan Likuiditas

Kenaikan rasio CASA memiliki dampak langsung pada pengurangan biaya dana pihak ketiga, sehingga meningkatkan profitabilitas BRI. Transformasi digital yang dikombinasikan dengan strategi ritel funding and transactions, optimalisasi produk, serta kolaborasi dengan anak perusahaan memperkuat pertumbuhan DPK secara berkelanjutan.

Viviana menegaskan, strategi ini menjadi fondasi BRI untuk menghadapi dinamika ekonomi dan volatilitas pasar keuangan. Dengan pengelolaan likuiditas yang disiplin dan digitalisasi yang mendorong efisiensi, BRI menempatkan diri sebagai bank yang tangguh, adaptif, dan siap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui akses layanan keuangan yang merata.

BRI membuktikan bahwa inovasi teknologi dan penguatan strategi ritel bukan hanya mendorong pertumbuhan CASA dan DPK, tetapi juga memperkokoh profitabilitas dan daya saing perseroan di tengah kompetisi industri perbankan yang semakin ketat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index